Salah satu pertanyaan yang masuk dari Wawan di Semarang dalam minggu yang lalu, terkait dengan akun WhatsApp yang dibajak orang. Beberapa orang di sekitar kita juga pernah mengalami hal yang sama. Ada yang berhasil kembali namun banyak juga yang merelakan akun WhatsApp yang sudah dimiliki bertahun-tahun. Namun karena seringkali menimbulkan korban penipuan yang tidak sedikit, tentu saja hal ini tidak boleh dibiarkan.
Sebelum mengatasi masalah tersebut, maka kita perlu mengetahui metode yang umumnya digunakan oleh peretas. Salah satu metode yang digunakan untuk membajak WhatsApp adalah melalui social engineering atau dengan memperdaya kita untuk memberikan kode OTP yang dikirimkan oleh WhatsApp untuk pemulihan akun. Begitu kita memberikan kode tersebut ke orang yang meminta, maka akun akan berpindah tangan dalam waktu sekejap. Sehingga perlu hati-hati ketika tiba-tiba ada kode OTP yang dikirim ke ponsel kita.
Hal tersebut bisa menjadi pertanda bahwa ada orang yang mencoba membajak akun WhatsApp. Kode OTP ini sangat penting dan merupakan salah satu cara untuk melakukan verifikasi pengguna. Oleh karena itu, jangan pernah menginformasikan kode OTP yang kita terima kepada siapapun, terutama orang tersebut tidak kita kenal.
Selain kode OTP, peretas bisa saja menanamkan spyware ke dalam ponsel yang kita miliki. Spyware dapat menginformasikan OTP yang dikirimkan kepada kita kepada peretas. Namun darimana Spyware ini berasal? Bisa jadi saat kita mengunduh konten tertentu dari Internet yang umumnya bersifat gratis. Tanpa kita sadari, unduhan tersebut telah disisipi Spyware.
Akibatnya, akun WhatsApp yang sudah dibajak tiba-tiba seringkali memberi status sudah terbaca tanpa kita sadari pada pesan-pesan yang belum kita baca.