Halalbihalal Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota (DP2K) Semarang yang digelar Rabu (10/5/2023) di Menara Suara Merdeka, Semarang sedikit berbeda dari biasanya.
Kali itu digelar dengan menyisipkan pembicaraan Metaverse dan ChatGPT yang sedang viral. Hal itu memang disengaja oleh Ketua Umum DP2K Semarang, Budi Santosa.
Tujuannya tentu saja agar anggota DP2K yang beranggotakan para pakar di bidangnya pun lebih paham dan mengenal perkembangan dunia digital yang sangat pesat.
”Dalam halal bihalal ini memang saya sisipkan Prof Ridwan, biar membicarakan masalah metaverse dan ChatGPT,”
”Nanti juga bisa dibahas tentang undangan yang viral itu, agar jangan sampai ada yang tertipu lagi dengan undangan perkawinan,’’ katanya.
Acara halalbihalal itu diikuti Ketua Harian DP2K Sudharto P Hadi, dan sebagian besar anggotanya.
Seperti Edy Noersasongko, Haryanto Halim, Sudanti Budirahardjo, Hastaning Sakti, Bunyamin, Sugiono Sutomo, dan FX Soegiyanto.
Metaverse dan ChatGPT memang sedang menjadi tren saat ini.
Kota Semarang sebagaimana diungkapkan Asisten II Kota Semarang, Nana Storada yang datang mewakili Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti, akan memaksimalkan metaverse.
”Mal pelayanan publik yang ada saat ini dinilai Kemenpan sebagai kemunduran karena orang masih harus datang,”
”Ke depan mungkin akan dikembangkan agar orang tidak perlu lagi datang,’’ katanya.
Guru Besar di Universitas Katolik Soegijapranata (Unika Soegijapranata) pada bidang Sistem Informasi, Ridwan Sanjaya mengemukakan bahwa metaverse dan ChatGPT merupakan sharing teknologi terkini.
Keduanya saat ini menjadi tren dalam dua tahun terakhir.
”Sekarang 212 juta atau 77 persen penduduk Indonesia melek digital, tidak gaptek karena gunakan gadget 8 jam sehari,”
”Semua sudah gunakan handphone. Jadi dunia bergeser ke arah digital,’’ katanya. Kondisi saat ini menurutnya sudah dipetakan oleh Jerman dan Jepang.
Metaverse naik daun pada Oktober 2021 saat Facebook berubah menjadi Meta. Sedangkan ChatGPT mulai populer Januari 2022.
”Ini seperti ‘dunia lain’ namun berbeda. Dunia lain yang ini gunakan teknologi,’’ katanya yang menuturkan ‘dunia lain’ itu bisa diakses dengan handphone maupun kaca mata virtual.
Saat ini perkembangan perangkat lunak masih belum mencapai masa puncaknya. Apabila puncak itu telah tercapai, interaksi yang dilakukan bisa mencapai seperti interaksi fisik sesungguhnya.
‘’Nanti LDR atau hubungan jarak jauh, gak masalah lagi karena bisa pegang-pegangan,”
”Saat ini pegang bola sudah bisa. Interaksi fisik tengah dikembangkan,”
”Orang terkagum-kagum sehingga semakin banyak orang ingin tahu tentang ChatGPT ini,’’ jelas Prof Ridwan.
Induk ChatGPT menurutnya adalah artifisial inteligensia atau kecerdasan buatan. Semakin lama semakin mirip dengan manusia.
”Lama-lama sesuai keinginan kita. Sesuatu yang hanya angan-angan, lama-lama terwujud,’’ katanya.
Setengah berkelakar Prof Ridwan menuturkan suatu saat peran pacar bisa tergantikan ChatGPT.
Karena dia sangat cepat merespon. Sehingga saat galau, bisa bercerita dengan ChatGPT.
”Hanya saja data tetap memegang peranan penting. Kalau data semakin lengkap, dia bisa berkomunikasi seperti manusia,” tutur Prof Ridwan.
ChatGPT adalah fitur chatbot yang disediakan oleh Open AI dan sangat populer akhir-akhir ini.
Diklaim bisa menggantikan pekerjaan manusia, ChatGPT memang bisa melakukan berbagai tugas dalam waktu singkat.
Mulai dari menjawab pertanyaan Matematika, merekomendasikan jawaban dari pertanyaan pengguna hingga memberikan joke sesuai dengan tema yang diminta.
Namun seperti diungkapkan Hastaning Sakti, aplikasi tersebut juga berbahaya. Karena berpotensi terjadinya pelecehan seksual.
sumber: https://www.suaramerdeka.com/semarang-raya/048739253/mengulas-tuntas-metaverse-dan-chatgpt-dalam-halalbihalal-dp2k-semarang