Masih Perlukah Kuliah Komputer?

Salah satu topik yang dibahas pada akhir studi di Sekolah Menengah Atas adalah tentang kelanjutan studi. Meskipun komputer atau teknologi informasi menjadi tren saat ini dan tidak terhindarkan, mencari materi pembelajaran terkait komputer sangat mudah dilakukan di internet. Orang bisa belajar melalui blog, vlog, forum online, dll. Pemrograman bisa dipelajari melalui Stack Overflow, jika masih belum mengerti orang bisa melihat tutorialnya di konten yang di share melalui Youtube. Selain itu masih banyak tersedia forum online yang bisa memfasilitasi diskusi terkait topik tertentu.

Terus untuk apa orang perlu kuliah komputer?

Toh sekarang sudah banyak media yang memfasilitasi orang untuk belajar sendiri secara otodidak. Apakah ada relevansi langsung antara kehadiran berbagai macam alternatif media pembelajaran secara online tersebut dengan pentingnya studi komputer secara formal? Apakah kehadiran media pembelajaran online tersebut sudah dapat menggantikan peran seorang dosen? Apakah peluang kerja di berbagai industri kelak sudah tidak memerlukan ijazah formal perguruan tinggi?

Tidak ada jawaban mutlak dalam berbagai pertanyaan tersebut. Setiap kondisi yang berbeda menghasilkan jawaban yang berbeda-beda pula. Bagi mereka yang punya kemandirian dan disiplian yang tinggi, berbagai media pembelajaran di internet baik yang berbayar maupun gratis, baik yang memberikan ijazah maupun yang tidak, atau dengan jangka waktu yang spesifik maupun dengan waktu yang bebas, mempunyai kecocokan yang lebih tinggi.

Namun banyak juga yang masih membutuhkan mentor, pendamping, maupun teman diskusi dalam mempelajari sesuatu yang baru. Saat kita mengalami kesulitan mengenai suatu topik pembelajaran, seringkali mentor yang berpengalaman dapat memberikan arahan untuk kita mempelajari topik tertentu sebelum melanjutkan ke topik yang akan dipelajari. Kadangkala diskusi-diskusi yang terjadi antara mentor maupun rekan-rekan belajar juga menambah wawasan yang belum tentu tertulis di materi-materi di internet. Bahkan seringkali mentor maupun rekan-rekan belajar bisa menjadi motivator bagi kita untuk mempelajari dan memperdalam topik yang lebih kompleks.

Hal di atas belum memperhitungkan berbagai pengalaman yang bisa didapatkan dari kegiatan di kampus yang dapat meningkatkan soft skill sehingga kemampuan kita menjadi lebih komprehensif dalam menyelesaikan masalah dalam pekerjaan kita maupun terkait dengan hubungan dalam bekerja nantinya. Sehingga selain menyelesaikan masalah dalam pemrograman, kita juga dapat meningkat secara karir di dalam manajerial ketika semakin ahli dan berpengalaman saat di dunia kerja.

Sebagai contohnya ketika kita mengambil studi di SIEGA (siega.id), bukan hanya belajar mengenai pemrograman dan bisnis saja tetapi juga mengasah kemampuan menulis, berbicara, berorganisasi, berwirausaha, inovasi, dan berpikir kritis. Umumnya, mahasiswa di semester awal telah bisa menghasilkan buku karya sendiri yang diterbitkan melalui Google, menghasilkan aplikasi mobile, memasarkan aplikasi yang dikembangkan, dan membentuk bisnis rintisan. Meskipun di awalnya seringkali tidak terbayangkan sebelumnya, kemampuan-kemampuan tersebut ternyata menjadi penting ketika lulus nanti.

Keberadaan professor yang muda namun berpengalaman di SIEGA bisa menjadi role model sekaligus teman dalam memaksimalkan potensi diri di bidang komputer. Selain itu, akreditasi yang baik sekali juga dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam melihat rekam jejak keberhasilan dalam penerapan keahlian di bidang komputer. Meskipun setiap orang bisa belajar secara otodidak dari berbagai materi-materi yang tersebar di internet, ekosistem yang ada di lingkungan pendidikan masih dilihat sebagai manfaat lebih.     

Agus Cahyo Nugroho, ST, MT