Mengenal Jurusan E-commerce

Jurusan E-commerce adalah program studi yang fokus menyiapkan mahasiswa untuk membangun, mengelola, dan mengembangkan bisnis digital berbasis transaksi online bukan hanya “jualan di marketplace”, tetapi memahami proses end-to-end: bagaimana sebuah toko online dibuat, bagaimana pelanggan tertarik dan loyal, bagaimana transaksi dijaga aman, bagaimana pajak dan hukum dipenuhi, hingga bagaimana rantai pasok dan operasional berjalan efisien. Karena itu, jurusan ini cocok bagi calon mahasiswa yang mencari kombinasi bisnis + teknologi + data + regulasi, sehingga lulusannya tidak timpang: tidak hanya jago promosi, tidak hanya jago teknis, tetapi mampu mengelola bisnis digital secara utuh dan bertanggung jawab.
Dalam kurikulum inti, E-commerce dipelajari dari lima rumpun kompetensi besar agar mahasiswa mampu menjalankan bisnis digital yang bukan cuma “ramai”, tetapi juga terukur, patuh aturan, efisien, dan aman. (1) Rumpun platform & aplikasi menekankan kemampuan membangun fondasi produk digital sekaligus mengelola konten penjualan. (2) Rumpun pemasaran & pelanggan membentuk pemahaman perilaku pembeli dan strategi menjaga loyalitas. (3) Rumpun operasi & rantai pasok memastikan bisnis sanggup berjalan rapi saat skala membesar. (4) Rumpun data–pembayaran–keamanan–kepatuhan memperkuat pengambilan keputusan berbasis data sekaligus mengamankan transaksi dan mematuhi regulasi. (5) Rumpun perspektif global mempersiapkan bisnis untuk pasar lintas negara dan tantangan perdagangan internasional.
1) Membangun platform dan mengelola konten. Pada rumpun ini, mahasiswa mempelajari bagaimana “mesin” E-commerce dibangun dan dijalankan dari sisi produk digital. Melalui Dasar Pembuatan Aplikasi (MIT), mahasiswa berlatih membuat aplikasi atau prototipe cepat misalnya katalog produk, keranjang belanja, sistem pemesanan, atau alur checkout sehingga memahami logika layanan digital dari sisi pembuat (bukan hanya pengguna). Kemampuan tersebut diperkuat dengan Sistem Pengelolaan Konten (CMS), yang mengajarkan cara mengelola konten toko/website seperti informasi produk, landing page promosi, artikel pendukung SEO, dan struktur navigasi agar pelanggan mudah menemukan produk dan terdorong untuk membeli. Hasil akhirnya, mahasiswa biasanya mampu menghasilkan prototipe toko online sederhana sekaligus mengelola konten penjualan yang rapi, konsisten, dan siap dipakai sebagai aset bisnis.
2) Pemasaran digital dan pemahaman pelanggan. Rumpun ini menekankan bahwa keberhasilan E-commerce tidak ditentukan oleh iklan saja, tetapi oleh pemahaman yang benar tentang pelanggan. Melalui Perilaku Konsumen, mahasiswa memahami alasan orang membeli, faktor psikologis dan sosial yang memengaruhi keputusan, serta bagaimana pengalaman belanja (harga, ulasan, kecepatan layanan, desain) memicu kepercayaan dan konversi. Pengetahuan ini diterapkan dalam Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM), yang membekali strategi membangun loyalitas melalui segmentasi pelanggan, personalisasi, layanan purna jual, dan program retensi sehingga pelanggan kembali membeli. Lalu, kemampuan eksekusinya ditopang oleh Pemasaran Digital dan Media Baru, yang membahas praktik kampanye lintas kanal konten, iklan, media sosial, influencer serta cara mengukurnya supaya keputusan pemasaran berbasis data, bukan sekadar intuisi. Output yang diharapkan ialah mahasiswa mampu menyusun kampanye yang terukur, merancang segmentasi pelanggan, dan membangun strategi retensi yang nyata bukan hanya mengejar angka pengikut.
3) Operasi bisnis dan manajemen skala. Banyak bisnis online tumbuh cepat, lalu macet karena operasi berantakan; rumpun ini dirancang untuk mencegah itu. Melalui Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain), mahasiswa memahami bagaimana barang/jasa bergerak dari pemasok ke pelanggan secara efisien: pengelolaan stok, gudang, pemenuhan pesanan, pengiriman, lead time, hingga kualitas layanan logistik. Setelah itu, Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP) memperkuat pemahaman integrasi proses internal penjualan, pembelian, gudang, dan keuangan dalam satu alur sistem yang sinkron, sehingga bisnis siap naik kelas dan tidak kacau saat volume order meningkat. Hasil akhirnya, mahasiswa mampu memetakan proses bisnis E-commerce dan merancang alur operasional yang efisien dari pesanan masuk sampai barang diterima pelanggan, lengkap dengan titik kontrol yang jelas.
4) Data, pembayaran, keamanan, dan kepatuhan. Rumpun ini menjadi “pondasi kepercayaan” dan “kompas keputusan” dalam E-commerce. Kecerdasan Bisnis (Business Intelligence) melatih mahasiswa mengolah data penjualan dan perilaku pelanggan menjadi insight melalui KPI, dashboard, serta rekomendasi tindakan misalnya produk paling menguntungkan, kanal pemasaran paling efektif, atau titik pelanggan sering batal checkout. Teknologi Keuangan (FinTech) memperluas pemahaman ekosistem pembayaran digital, dompet elektronik, integrasi payment, serta implikasi biaya dan pengalaman pengguna dalam transaksi. Karena transaksi digital rentan risiko, Keamanan Transaksi Elektronik membekali prinsip perlindungan data dan pencegahan fraud agar transaksi aman tanpa mengorbankan kenyamanan pengguna. Di sisi regulasi, Hukum Cyber membantu mahasiswa memahami aspek legal transaksi dan data privasi, bukti elektronik, serta risiko hukum sedangkan Perpajakan membangun kemampuan kepatuhan pajak dan pencatatan transaksi agar bisnis dapat berkembang dengan tata kelola yang benar. Output rumpun ini biasanya berupa kemampuan membuat dashboard kinerja, mengidentifikasi risiko fraud, serta merancang proses transaksi yang aman, patuh aturan, dan layak untuk skala bisnis yang lebih besar.
5) Perspektif global. Rumpun ini menyiapkan mahasiswa untuk realitas bahwa E-commerce sering berkembang melewati batas wilayah dan negara. Melalui Perdagangan Internasional, mahasiswa mempelajari dasar perdagangan lintas negara, tantangan cross-border e-commerce, perbedaan aturan, serta implikasi logistik dan pasar global. Dengan perspektif ini, mahasiswa tidak hanya mampu menjalankan E-commerce lokal, tetapi juga dapat merancang strategi ekspansi yang lebih realistis menimbang risiko, kepatuhan, dan peluang pasar. Hasil akhirnya, mahasiswa memiliki wawasan untuk menyiapkan bisnis digital yang siap berkembang lintas wilayah/pasar secara lebih matang dan terstruktur.
Matakuliah Utama dalam Jurusan E-commerce
- Sistem Pengelolaan Konten (CMS). Dalam jurusan E-commerce, mahasiswa tidak hanya belajar “membuat toko online”, tetapi juga bagaimana mengelola isi dan tampilan toko/website secara profesional. Mata kuliah ini membekali kemampuan menyusun katalog produk, halaman promosi, artikel pendukung (untuk SEO), hingga pengelolaan konten yang konsisten agar pengunjung mudah menemukan informasi dan terdorong untuk membeli. Intinya, mahasiswa belajar mengubah konten menjadi “mesin penjualan” yang rapi, terukur, dan mudah dipelihara.
- Perpajakan. E-commerce yang serius harus patuh pada aturan, termasuk urusan pajak. Di mata kuliah ini, mahasiswa memahami dasar kewajiban perpajakan dalam kegiatan bisnis digital mulai dari prinsip administrasi perpajakan, pencatatan transaksi, hingga cara berpikir kepatuhan agar bisnis dapat berkembang tanpa risiko hukum di kemudian hari. Tujuannya bukan sekadar hafal aturan, tetapi mampu mengelola proses bisnis yang tertib dan siap diaudit.
- Perilaku Konsumen. Agar bisnis online berhasil, pelaku e-commerce harus paham bagaimana orang mengambil keputusan membeli. Mata kuliah ini mengupas faktor psikologis, sosial, dan situasional yang memengaruhi minat, kepercayaan, hingga loyalitas pelanggan. Mahasiswa dilatih membaca pola belanja, memahami kebutuhan pasar, dan merancang pengalaman belanja yang relevan sehingga strategi pemasaran tidak asal “ikut tren”, melainkan berbasis pemahaman pelanggan.
- Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain). Banyak bisnis e-commerce gagal bukan karena produknya buruk, tetapi karena stok, pengiriman, dan pemenuhan pesanan berantakan. Mata kuliah ini membekali mahasiswa memahami alur barang dan informasi dari pemasok hingga pelanggan termasuk manajemen persediaan, pergudangan, pemilihan mitra logistik, dan pengendalian kualitas layanan pengiriman. Dengan ini, mahasiswa mampu merancang operasi yang efisien dan sanggup menangani skala order yang meningkat.
- Hukum Cyber. Transaksi online selalu terkait data pribadi, perjanjian digital, dan risiko pelanggaran hukum. Mata kuliah ini memperkenalkan aspek legal di dunia digital: privasi, perlindungan data, bukti elektronik, risiko kejahatan siber, dan etika pemanfaatan teknologi. Mahasiswa jadi paham batas aman dan benar dalam menjalankan bisnis online, sehingga inovasi tetap berjalan tanpa mengabaikan tanggung jawab hukum.
- Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM). E-commerce yang kuat tidak hanya mengejar pembeli baru, tetapi juga membangun pelanggan yang kembali membeli. Mata kuliah ini mengajarkan strategi mengelola hubungan pelanggan melalui segmentasi, personalisasi layanan, penanganan keluhan, program loyalti, dan pengukuran retensi. Mahasiswa belajar bagaimana “menjaga pelanggan” sebagai aset jangka panjang, bukan sekadar transaksi sekali jadi.
- Kecerdasan Bisnis (Business Intelligence). E-commerce menghasilkan data yang sangat besar: trafik, klik, keranjang, transaksi, sampai ulasan pelanggan. Mata kuliah ini membekali kemampuan mengubah data tersebut menjadi insight melalui analisis KPI, dashboard, laporan manajerial, dan rekomendasi keputusan. Dengan BI, mahasiswa mampu menjawab pertanyaan penting seperti produk mana paling menguntungkan, kanal pemasaran mana paling efektif, dan di titik mana pelanggan paling sering batal membeli.
- Teknologi Keuangan (FinTech). Pembayaran digital adalah jantung e-commerce modern. Mata kuliah ini mengenalkan ekosistem pembayaran elektronik, dompet digital, payment gateway, hingga konsep keamanan dan pengalaman pengguna dalam transaksi. Mahasiswa memahami cara kerja sistem pembayaran dan implikasinya bagi bisnis (biaya, kecepatan, risiko fraud), sehingga mampu merancang proses transaksi yang nyaman sekaligus aman.
- Perdagangan Internasional. E-commerce tidak berhenti di pasar lokal banyak bisnis berkembang melalui penjualan lintas negara. Mata kuliah ini membahas konsep perdagangan global, perbedaan regulasi, tantangan logistik lintas batas, serta strategi masuk pasar internasional. Mahasiswa jadi punya wawasan bagaimana merancang e-commerce yang siap ekspansi, termasuk memahami risiko dan peluang cross-border commerce.
- Pemasaran Digital dan Media Baru. Mata kuliah ini menyiapkan mahasiswa menjalankan pemasaran di era platform digital: media sosial, iklan berbasis performa, konten kreatif, komunitas, hingga strategi kampanye multi-channel. Yang ditekankan bukan hanya “promosi”, tetapi bagaimana membangun funnel pemasaran, menguji efektivitas kampanye, dan mengoptimalkan biaya iklan dengan pendekatan terukur. Hasilnya, mahasiswa mampu membuat strategi pemasaran digital yang berbasis data, bukan sekadar intuisi.
- Dasar Pembuatan Aplikasi (MIT). E-commerce modern membutuhkan pemahaman produk digital, minimal pada level prototipe. Mata kuliah ini melatih mahasiswa membuat aplikasi sederhana atau MVP (minimum viable product) untuk kebutuhan bisnis misalnya aplikasi katalog, pemesanan, atau layanan pelanggan. Tujuannya agar mahasiswa paham alur kerja aplikasi, mampu berkomunikasi efektif dengan tim teknis, dan dapat merancang solusi digital yang realistis dan bisa diimplementasikan.
- Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP). Ketika bisnis e-commerce tumbuh, masalah biasanya muncul di belakang layar: stok tidak sinkron, laporan keuangan kacau, pengadaan lambat, atau data pelanggan tercecer. Mata kuliah ERP membekali mahasiswa memahami integrasi proses bisnis internal (penjualan, gudang, pembelian, keuangan) dalam satu sistem yang terkoordinasi. Mahasiswa belajar cara berpikir terstruktur untuk membangun operasi yang siap skala, rapi, dan efisien.
- Keamanan Transaksi Elektronik. Kepercayaan adalah modal utama e-commerce sekali pelanggan merasa tidak aman, mereka pergi. Mata kuliah ini membahas prinsip keamanan transaksi, perlindungan data, pencegahan penipuan, manajemen risiko, dan praktik keamanan dalam sistem pembayaran maupun platform e-commerce. Mahasiswa dilatih melihat celah keamanan dan merancang kontrol yang tepat agar transaksi berjalan aman tanpa mengorbankan kenyamanan pengguna.

