Beberapa orangtua menyampaikan kekhawatiran atas anaknya yang bermain Roblox sejak sekolah dari rumah pada masa pandemi. Menurut mereka, durasi pembelajaran yang lebih singkat membuat anak-anaknya punya waktu lebih untuk bermain game di rumah. Tentunya hal ini dialami oteh semua orang apalagi mereka tidak bisa bertemu dengan orang lain. TV. Ponsel, dan Game seringkali menjadi teman ketika berdiam di rumah.
Game online seperti Roblox memungkinkan anak-anak berinteraksi dengan anak-anak lain secara online. Mereka bisa bermain bersama-sama di ruang virtual. Selain itu, terdapat fasilitas chatting dimana pemain bisa berkomunikasi satu sama lain. Kategori dan tipe game yang bermacam-macam menyebabkan pemain tidak mudah bosan.
Biasanya setelah cukup mahir bermain, muncul keinginan player untuk melakukan personalisasi karakter di game. Personalisasi karakter ini merupakan salah satu bentuk cara pemain mengekspresikan diri. Pemain bisa mengganti karakter, mengganti wama rambut, pakaian, dan lain-lain. Roblox memfasilitasi ruang ekspresi tersebut melalui personalisasi karakter di game.
Namun hal ini tentunya tidak gratis. Karena sesungguhnya aplikasi game tetaplah bisnis yang tetap harus menghasilkan profit. Roblox menyediakan mata uang yang dikenal dengan Robux sebagai alat tukar supaya player bisa mengekspresikan diri melalui karakter. Robux dapat dibeli dengan cara melakukan transfer melalui debit atau membayar menggunakan kartu kredit.
Anak-anak yang bersosialisasi melalui game ini mulai melihat berbagai macam karakter yang berbeda-beda. Dari sinilah mulai muncul keinginan untuk meniru atau membedakan diri dari orang lain. Sehingga bisa jadi anak mulai menuntut untuk dapat melakukan personalisasi karakter. Padahal untuk dapat melakukan hal tersebut membutuhkan Robux dengan jumlah tertentu.